TV9Nusantara. Broadcasting & media production company
Gerakan pengembangan ekonomi di NU terus digiatkan mengingat hanya dengan upaya itu NU berkembang secara mandiri. Apa yang saat itu dikenal dengan economischemobilisatie, adalah upaya untuk mengembangkan ekonomi rakyat. Namun demikian usaha ini juga mencakup bidang eksor impor dengan mendirikan importhandel dan exporthendel yang mengatur seluruh perdagangan luar negeri. Demikian diputuskan dalam Muktamar NU di Menes Banten 1938. Untuk menindaklanjuti hal itu maka pada Muktamar NU di Magelang1939 ditetapkanlah prinsip-prinsip pengembangan sosial dan ekonomi yang tertuang dalam Mabadi Khaira Ummah, yaitu pertama, ash-shidqu benar tidak berdusta; kedua, al-wafa bil ahd menepati janji dan ketiga at-ta’awun tolong-menolong. Ini dikenal dengan ”mabadi khaira ummah ats-Tsalasah” Trisila Mabadi. Sebagai kelanjutan usaha itu pada tahun 1940, Ketua HB NU KH Machfud Shiddiq penggagas mabadi ini berkunjung ke Jepang untuk melakukan kerja sama ekonomi. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan ekonomi, maka kemudian dalam Munas NU di Lampung 1992 mabadi khaira ummah ats-tsalatsah itu dikembangkan lagi menjadi mabadi khaira ummah al-khamsah Pancasila Mabadi dengan menambahkan prinsip adalah keadilan dan istiqamah konsistensi, keteguhan. Bahkan menurut KH Ahmad Siddiq dalam negara yang berdasarkan Pancasila maka mabadi ini digunakan sebagai sarana mengembangkan masyarakat Pancasila, yaitu masyarakat sosialis religius yang dicita-citakan oleh NU dan oleh negara. Prinsip pengembangan sosial ekonomi yang dirumuskan para ulama ini kelihatannya sangat sederhana, tetapi memiliki arti yang sangat besar dan sekaligus mendalam. Sesuai dengan prinsip bisnis modern, maka as-shidqu trust memiliki posisi sangat penting dalam pengembangan bisnis. Apalagi wafa bil ahd menepati janji merupakan indikasi bonafide tidaknya sebuah organisasi atau lembaga bisnis. Prinisip keadilan dan konsistensi sangat perlu ditegaskan saat ini karena di tengah sistem kapitalis, keadilan menjadi sangat langka, karena itu perlu ditegaskan kembali. Bagaimanapun seringkali masalah moral ekonomi diabaikan dalam kenyataan. Semua masyarakat menghendaki adanya moral dalam ekonomi, justru karena semakin langka itu kehadirannya semakin dibutuhkan, karena hal itu yang akan memungkinkan ekonomi berjalan, ketika hukum masih bisa dipercayai, ketika transaksi masih bisa dipegangi dan ketika kesepakatan masih bisa saling dihormati. Prinsip moral yang melandasi keseluruhan relasi sosial terutama dalam bidang ekonomi itulah yang dikehendaki oleh mabadi khaira ummah, untuk menciptakan kehidupan saling percaya sehingga memungkinkan dilakukan kerja sama. *** Mabadi Khaira Ummah Perlu dicermati perbedaan konteks zaman antara masa gerakan mabadi khaira ummah pertama kali dicetuskan dan masa kini. Melihat besar dan mendasarnya perubahan sosial yang terjadi dalam kurun sejarah tersebut, tentulah perbedaan konteks itu membawa konsekuensi yang tidak kecil. Demikian pula halnya denangan perkembangan kebutuhan interal NU sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa penyesuaian dan pengembangan dari gerakan mabadi khaira ummah yang pertama agar lebih jumbuh dalam konteks kekinian. Jika semula mabadi khaira ummah tiga butir, maka dua butir perlu ditambahkan untuk mengantisipasi persoalan kontemporer, yaitu ’adalah dan istiqamah, yang dapat pula disebut dengan al-Mabadi al-Khamsah dengaan kerincian berikut ini Ash-shidqu. Butir ini mengandung arti kejujuran atau kebenaran, kesunguhann. Jujur dalam arti satunya kata dengan perbuatan ucapan dengan pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan yang dibatin. Tidak memutarbalikkan fakta dan meberikan informasi yang menyesatkan, jujur saat berpikir dan bertransaksi. Mau mengakui dan menerima pendapat yang lebih baik. Al-amanah wal wafa bil ahdi. Yaitu melaksanakan semua beban yang harus dilakukan terutama hal-hal yang sudah dijanjikan. Karena itu kata tersebut juga diartikan sebagai dapat dipercaya dan setia dan tepat pada janji, baik bersifat diniyah maupun ijtimaiyah. Semua ini untuk menghindarkan berapa sikap buruk seperti manipulasi dan berkhianat. Manah ini dilandasi kepatuhan dan ketaatan pada Allah. Al-’Adalah. Berarati bersikap obyektif, proporsional dan taat asas, yang menuntut setiap orang menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, jauh dari pengaruh egoisme, emosi pribadi dan kepentingan pribadi. Distorsi semacam itu bisa menjerumuskan orang pada kesalahan dalam bertindak. Dengan sikap adil, proporsional dan obyektif relasi sosial dan transaksi ekonomi akan berjalan lancar saling menguntungkan. At–ta’awun. Tolong-menolong merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Ta’awun berarti bersikap setiakawan, gotongroyong dalam kebaikan dan dan taqwa. Ta’awaun mempunyai arti timbal balik, yaitu memberi dan menerima. Oleh karena itu sikap ta’awun mendorong orang untuk bersikap kreatif agar memiliki sesuatu untuk disumbangkan pada yang lain untuk kepentingan bersama, yang ini juga berarti langkah untuk mengkonsolidasi masyarakat. Istiqamah, dalam pengertian teguh, jejeg ajek dan konsisten. Tetap teguh dengan ketentuan Allah dan Rasulnya dan tuntunan para salafus shalihin dan aturan main serta rencana yang sudah disepakati bersama. Ini juga berarti kesinambungan dan keterkaitan antara satu periode dengan periode berikutnya, sehingga kesemuanya merupakan kesatuan yang saling menopang seperti sebuah bangunan. Ini juga berarti bersikap berkelanjutan dalam sebuah proses maju yang tidak kenal henti untuk mencapai tujuan. Kebangkitan kembali prinsip mabadi khaira ummah ini didorong oleh kebutuhan-kebutuhan dan tantangan nyata yang dihadapi oleh NU khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Kemiskinan dan kelangkaan sumber daya manusia, kemerosotan budaya dan mencairnya solidaritas sosial adalah keprihatinan yang dihadapi bangsa Indonesia umumnya dan NU pada khususnya. Sebagai nilai-nilai universal butir-butir mabadi khaira ummah dapat dijadikan sebagai jawaban langsung bagi problem-problem sosial yang dihadapi masyarakat dan bangsa ini. * Diikhtisarkan dari Muktamar NU di Magelang 1939 dan Munas NU di Lampung 1992 Sumber Abdul Mun’im DZ Editor, Piagam Perjuangan Kebangsaan, 2011 Jakarta Setjen PBNU-NU Online
Mabadi Khaira Ummah Sejak berdiri pada 1926, NU mendapatkan kepentingan masyarakat Islam sebagai orientasi besar gerakannya. yang artinya tawassa’u (berilah keluasan). Perintah serupa itu biasanya ditujukan kepada orang-orang yang hadir dalam suatu tempat dalam situasi berdesak-desakan, agar melonggarkan diri, atau memberi kesempatan
p>Abstract This research is done for looking for formula of mabadi khaira ummah as a matter of character education in SMK Maarif 2 Gombong. Mabadi khaira ummah itself is concept and values of building good society resulted by Nahdlatul Ulama NU. Research want to know how to manage mabadi khaira ummahal. Research is qualitative with interview, investigation, and documentation, and also combining snowball sampling and purposive sampling techniques which the headmaster as the first informant and then some persons as informants. The research is done on April-August 2014 and turn to be checked on August-September 2017. Results of research are that mabadi khaira ummah is managed by headmaster of SMK Maarif 2 Gombong, not only in a specific lesson but also in some activities of school regularly, and that the headmaster also leads and moves all components managementally. The other result is that this research can build a pattern of management of education. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk meneliti rumusan mabadi khaira ummah sebagai sebuah materi pendidikan karakter di SMK Maarif 2 Gombong. Mabadi khaira ummah itu sendiri merupakan konsep dan nilai-nilai tentang membangun masyarakat yang baik yang dihasilkan oleh Nahdlatul Ulama NU. Penelitian ingin mengetahui bagaimana manajemen mabadi khaira ummahal. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi, dan juga menggabungkan teknik sampling snowball dan purposive sampling dengan kepala sekolah sebagai informan pertama dan kemudian sejumlah orang sebagai informan. Penelitian dilakukan April-Agustus 2014 dan kembali diteliti untuk penguatan pada Agustus-September 2017. Hasil penelitian ini adalah bahwa mabadi khaira ummah itu dikelola oleh Kepala SMK Maarif 2 Gombong, tidak hanya dalam mata pelajaran khusus tetapi juga dalam sejumlah kegiatan sekolah secara regular, dan bahwa kepala sekolah juga memimpin dan menggerakkan seluruh komponen sekolah secara manajerial. Hasil lain adalah bahwa penelitian ini dapat membangun suatu pola manajemen pendidikan.
Perinciankhaira ummah dijelaskan dalam ayat berikutnya: Menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Penjabaran konsep khaira ummah dalam ayat tersebut di atas menurut kalangan tafsir ialah menebarkan energi positif terutama kepada umat manusia tanpa membedakan jenis kelamin, golongan, etnik
5 Butir Mabadi Khaira Ummah, apa saja; Kapan istilah itu dicetuskan, dan siapa penggagas nya; bagaimana pula pengertian dan penjabaran butir butir Mabadi Khaira Ummah yang disebut juga sebagai al-Mabadi’ al-Khamsah Al Mabadi Al Khamsah ?Istilah Khaira UmmahMabadi Khaira Ummah5 Butir Mabadi Khaira Amanah wa al Wafa bi al ’ Ta’ IstiqamahIstilah Khaira UmmahIstilah Khaira Ummah memiliki dasar pengambilan ayat Al Qur’an yang berbunyi;كُنۡتُمۡ خَيۡرَ اُمَّةٍ اُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَتُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِؕ وَلَوۡ اٰمَنَ اَهۡلُ الۡكِتٰبِ لَڪانَ خَيۡرًا لَّهُمۡؕ مِنۡهُمُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَاَكۡثَرُهُمُ الۡفٰسِقُوۡنَArtinya “Kamu umat Islam ialah umat terbaik khaira ummah yang dilahirkan untuk manusia, sebab kamu memerintah melakukan perbuatan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahlul Kitab beriman, pastilah itu lebih bagus untuk mereka. Di antara mereka ada yang beriman, tetapi umumnya mereka ialah orang-orang fasik”.Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin agar tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan agar mereka tetap mempunyai semangat yang tinggi. Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada dasar istilah menurut Hadits adalah; bahwa khaira ummah yaitu umat Islam yang pada masa pertama – masa Nabi Muhammad SAW. Yaitu berdasar pada Hadits; “Sebagus-bagusnya ummatku ialah masa di mana aku diutus kepada mereka, selanjutnya orang-orang sesudahnya dan ialah orang-orang selanjutnya”. Ahmad.Kapan istilah dan dari mana asal usul Mabadi Khaira Ummah pertama kali dicetuskan? Muktamar NU di Magelang tahun 1939 menetapkan prinsip-prinsip pengembangan sosial dan ekonomi yang tertuang dalam Mabadi Khaira Juga KH Mahfudz Siddiq, Pencetus Konsep Mabadi Khaira UmmahJadi, istilah dan asal usul Mabadi Khaira Ummah muncul dan ditetapkan melalui Muktamar NU tahun 1939 di Magelang. Awalnya, Mabadi Khaira Ummah dapat dilacak peletakan dasar-dasar nya sejak Muktamar NU tahun 1938 di Menes Banten yang menggelorakan semangat “upaya mengembangkan ekonomi rakyat”.Butir-butir mabadi khaira ummah kali pertama dicetuskan mabadi khaira ummah pada awalnya hanya 3 butir yaitu terdiri atas as shidqu benar tidak berdusta; kedua, al wafa bil ahd menepati janji dan ketiga at ta’awun tolong-menolong. Ini dikenal dengan ”mabadi khaira ummah ats-Tsalasah” Trisila MabadiKemudian dalam perkembangannya, ada perubahan butir-butir Mabadi Khaira Ummah dari yang semula berisi 3 butir, menjadi 5 butir; Alasan perubahan butir-butir Mabadi Khaira Ummah karena terdapat perbedaan konteks antara masa gerakan Mabadi Khaira Ummah pertama kali dicetuskan dan masa kini, di mana dalam rentang waktu itu telah terjadi perubahan besar, baik di lingkungan NU sendiri sebagai organisasi Islam Aswaja, maupun dalam kehidupan masyarakat pada karenanya, telah dilakukan beberapa penyesuaian dan pengembangan dari gerakan Mabadi Khaira Ummah yang pertama agar lebih sesuai dengan konteks itu tidak hanya berkaitan dengan persoalan arah dan titik tolak gerakan serta pelaksanaannya, tetapi juga butir-butir yang dimasukkan dalam Mabadi Khaira Ummah dan spesifikasi semula Mabadi Khaira Ummah hanya membuat tiga butir nilai seperti telah tersebut di atas; dua butir lagi perlu ditambahkan untuk mengantisipasi persoalan dan kebutuhan kontemporer. Kedua butir itu adalah al adâlah dan al Butir Mabadi Khaira UmmahDengan demikian, gerakan Mabadi Khaira Ummah kini akan membawa lima butir nilai yang kita kenal sebagai al-Mabâdî’ al-Khamsah. Baca juga Mabadi Khaira Ummah Sebagai Gerakan Atau HarokahBerikut ini adalah uraian pengertian dari kelima butir al-Mabadi’ al-Khamsah tersebut dan kaitan dengan orientasi-orientasi spesifikasinya sesuai dengan kerangka tujuan sebagaimana penjabaran di bawah ini merupakan prinsip-prinsip mabadi khaira ummah yang menjadi keputusan pada Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Bandar Lampung tahun 5 butir mabadi khaira ummah adalah sebagai berikut ShidquAl shidqu, butir mengandung arti kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan. Kejujuran atau kebenaran adalah satunya kata dengan perbuatan, ucapan dengan pikiran. Apa yang tampak di lahir sama dengan yang di dalam batinnya. Jujur, dalam hal ini tidak plin-plan, dan tidak dengan sengaja memutarbalikkan fakta atau memberi informasi yang menyesatkan, dan tentu saja jujur pada diri dalam pengertian jujur, adalah jujur dalam bertransaksi dan jujur dalam bertukar pikiran diskusi. Jujur dalam bertransaksi artinya menjauhi segala bentuk penipuan demi mengejar keuntungan. Jujur dalam bertukar pikiran artinya ikhlas mencari maslahat dan kebenaran, serta bersedia mengakui dan menerima pendapat yang lebih baik. Dapat di- percaya, setia, dan tepat janji merupakan arti mabadi khairu ummah butir Al Amanah wa al Wafa bi al ’AhdiButir Al Amanah wa al-wafa bi al-’ahdini, butir memuat dua istilah yang saling terkait, yaitu al-amanah dan al-wafa bi al-’ahd. Yang pertama, secara lebih umum meliputi semua beban yang harus di- laksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak; sedangkan yang kedua hanya berkaitan dengan sesuatu yang terdapat perjanjian di dalamnya. Namun kemudian, kedua istilah itu di- gabungkan menjadi satu kesatuan, dan pengertiannya meliputi dapat dipercaya, setia dan tepat dipercaya adalah sifat yang melekat pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang menjadi tanggungjawabnya, baik yang bersifat dîniyyah maupun ijtima’iyyah. Dengan sifat ini, orang menghindar dari segala bentuk pembengkalaian dan manipulasi tugas atau mengandung pengertian kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dan pimpinan/penguasa sepanjang tidak memerintah untuk berbuat juga Masyayikh NU Arti, Penjelasan, Penjabaran dan ContohnyaTepat janji mengandung arti melaksanakan semua perjanjian. Baik perjanjian yang di buatnya sendiri maupun perjanjian yang melekat karena kedudukannya sebagai orang mukallaf. Juga meliputi janji pemimpin terhadap yang di- pimpinnya, janji antar sesama anggota masyarakat, antar sesama anggota keluarga dan setiap individu. Sementara itu menyalahi janji termasuk salah satu sifat sifat di atas dapat di percaya, setia dan tepat janji menjamin integritas pribadi dalam menjalankan wewenang dan dedikasi terhadap tugas. Sedangkan al-amânah wa al-wafa’ bi al-’ahd itu sendiri, bersama-sama al-shidqu. Secara umum menjadi ukuran kredibilitas yang tinggi di hadapan pihak lain. A;-Shidqu merupakan satu syarat penting dalam membangun berbagai kerja juga 7 Butir Deklarasi Aswaja dan Perkembangan Sosial AdalahButir Al ’Adalah mengandung pengertian objketif, proporsional dan taat asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang kepada kebenaran obyektif dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Distorsi penilaian sangat mungkin terjadi akibat pengaruh emosi, sentimen pribadi ataupun kepentingan semacam ini dapat menjerumuskan orang ke dalam kesalahan fatal dalam mengambil sikap terhadap suatu persoalan. Buntutnya sudah tentu adalah kekeliruan bertindak yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah; tetapi bahkan menambah keruwetan. Terlebih jika persoalannya menyangkut perselisihan atau pertentangan di antara berbagai sikap obyektif dan proporsional, distorsi semacam ini dapat terhindarkan. Implikasi lain dari al-’adâlah adalah kesetiaan kepada aturan main correct dan rasionalitas dalam pembuatan keputusan. Termasuk dalam alokasi sumber daya dan tugas the right man on the right place. Kebijakan memang seringkali di perlukan dalam menangani masalah-masalah tertentu. Tetapi, semuanya harus tetap di atas landasan asas bertindak yang menjadi kesepakatan Ta’awunButir Al Ta’awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat, karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian al-ta’âwun meliputi tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan takwa. Imam al-Mawardi mengkaitkan pengertian takwa dengan rida Allah dan al-birr kebaikan dengan kerelaan manusia. Memperoleh keduanya berarti memperoleh kebahagiaan yang terhadap sesama dan suka membantu orang lain merupakan cerminan mabadi khaira ummah butir Ta’awun. Juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh karena itu, sikap al-ta’âwun mendorong setiap orang untuk berusaha dan bersikap kreatif. Agar dapat memiliki sesuatu, dan menyumbangkannya kepada orang lain. Dan juga kepada kepentingan bersama. Mengembangkan sikap ta’awun berarti juga mengupayakan juga Mengukur NU dari 3 Butir Maklumat Hadlratussyekh Hasyim Asy’ IstiqamahAl Istiqamah, butir ini mengandung pengertian ajeg jejeg, berkesinambungan dan berkelanjutan. Ajeg jejeg artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur tharîqah sesuai ketentuan Allah Swt dan rasul-Nya. Serta tuntutan dari para al-salaf al-shâlih dan aturan main serta rencana-rencana yang menjadi kesepakatan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara periode yang satu dengan periode yang lain. Sehingga semuanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling menopang seperti sebuah makna berkelanjutan adalah bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan proses yang berlangsung terus menerus. Tidak mengalami kemandegan; melainkan mengalami proses kemajuan progressing dan tidak berjalan di tempat stagnant.Kegiatan yang berlangsung terus menerus, ajeg dan berkesinambungan tanpa mengalami kemandekan. Itulah Istqamah. Keajegan artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur sesuai dengan yang Allah SWT tentukan dan juga oleh Rasul-Nya. Serta tuntunan dari para ulama salafus shalih. adalah bagian dari makna Pengertian Mabadi Khaira Ummah bisa baca artikel ini > Pengertian Mabadi Khaira Ummah. Demikian 5 Butir Mabadi Khaira Ummah dengan penjabaran pengertian juga Hubungan Mabadi Khaira Ummah Dengan Khittah NU
Dengandemikian, gerakan Mabadi Khaira Ummah kita ini akan membawa lima butir nilai yangdapat pula disebut sebagai “Al-Mabadi Al-Khamsah”. Berikut ini adalah uraian pengertian yang telah dikembangkan dari kelima butir “Al-Mabadi Al-Khamsah” tersebut disertai kaitan dengan orientasi-orientasi spesifiknya, sesuai dengan kerangka tujuan
Nahdlatul Ulama adalah Jamiah Diniah Islamiah, didirikan oleh para ulama yang memiliki kesamaan visi dan misi keagamaan Islam Ahlussunnah Waljamaah. Paham ini bersumber dari sebutan yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw, yaitu Ahlussunnah “maa ana alaihi al yauma wa ashaabii” Apa yang aku berada di atasnya bersama para sahabatku.Dengan kata lain Ahlussunnah Waljamaah adalah ajaran wahyu Allah yang nabi Muhammad sampaikan kepada para sahabatnya dan diamalkan olehnya bersama para terletak pada keterpaduan iman, Islam, dan ihsan yang tercermin pada cara berpikir, bersikap, dan berprilaku dalam seluruh aspek mewujudkan dan mengamalkan ajaran Ahlussunnah Waljamaah tersebut, segenap anggota jamiah Nahdlatul Ulama terpanggil untuk untuk menjadikan dirinya sebagai pelaksana dan pelaku tugas atau misi jamiah sesuai dengan tanggung jawab mereka mutlak bagi segenap anggota jamiah terutama para pemimpin harus memiliki karakter pejuang. Pada hakikatnya Jamiah Nahdlatul Ulama adalah medan pengabdian dan masuk akal apabila seorang pemimpin tidak memiliki karakter pejuang yang tercermin pada kepribadiannya. Kepribadian dan identitas pejuang NU menandai karakteristik yang berbeda dengan orang lain dalam praktik sehari-hari di dalam melaksanakan ibadah dan sebenarnya menjadi tujuan NU yang sejak awal berdirinya dikenal dengan “Mabadi Khaira Ummah”.Pengertian Mabadi Khaira UmmahMabadi Khaira Ummah adalah prinsip-prinsip dasar yang melandasi terbentuknya umat yang terbaik. Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan umat terbaik khaira ummah yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas Waljamaah yang merupakan bagian terpenting dari kiprah Nahdlatul sendi tersebut mutlak diperlukan dalam menopang terwujudnya tata kehidupan yang diridhai Allah sesuai dengan cita-cita Nahdlatul makruf adalah mengajak dan mendorong perbuatan, baik yang bermanfaat bagi kehidupan duniawi dan ukhrawi, sedangkan Nahi munkar adalah menolak dan mencegah segala yang dapat merugikan, merusak, dan merendahkan nilai-nilai kehidupan dan karena itu, amar makruf dan nahi munkar merupakan dua sendi yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai kebahagiaan lahiriah dan dasar yang melandasinya disebut Mabadi Khaira Ummah. Kalimat khaira ummah diambil dari kandungan Alquran surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّ Artinya Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah... QS. Ali Imran 110 Isi dan Tujuan Mabadi Khaira UmmahSebagaimana dijelaskan di atas, gerakan tujuan Mabadi Khaira Ummah yang pertama diarahkan kepada penggalangan warga untuk mendukung program pembangunan ini menjadi perhatian serius saat ini, sebagaimana hasil keputusan muktamar NU ke 28 di Yogyakarta tahun 1989 yang mengamanatkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama agar menangani masalah sosial dan ekonomi secara lebih itu, kebutuhan strategis NU dewasa ini semakin berkembang. NU telah tumbuh menjadi satu organisasi masa besar. Meskipun tingkat kohesi kultural diantara warga sangat tinggi, kita tidak dapat mengingkari kenyataan, betapa lamban proses pengembangan tata hampir semua tingkat kepengurusan dan realisasi program masih terlihat kelemahan manajemen sebagai problem serius. Menyongsong tugas-tugas berat di masa datang, persoalan pembinaan tata organisasi ini perlu segera ditelaah lebih dalam, nyatalah bahwa prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam Mabadi Khaira Ummah tersebut memang amat relevan dengan dimensi personal dalam pembinaan manajemen organisasi, baik organiasasi usaha bisnis maupun organisasi sosial organisasi yang baik membutuhkan sumberdaya manusia yang tidak saja terampil, tetapi juga harus berkarakter terpuji dan bertanggung jawab. Dalam pembinaan organisasi NU kualitas sumberdaya manusia semacam ini jelas demikian, gerakan Mabadi Khaira Ummah tidak saja relevan dengan program pengembangan ekonomi, tetapi juga pembinaan organisasi pada akan menjadi arah strategis pembangkitan kembali gerakan Mabadi Khaira Ummah kita nantinya, di samping bahwa sumberdaya manusia yang dapat dikembangkan melalui gerakan ini pun akan menjadi kader-kader unggul yang siap berkiprah aktif dalam mengikhtiarkan kemaslahatan umat, bangsa, dan negara pada Prinsip Mabadi Khaira UmmahPada Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Lampung tahun 1992, gerakan Mabadi Khaira Ummah kembali dimunculkan ke permukaan dan bahkan lebih dikembangkan Khaira Ummah yang pada asalnya hanya terdiri dari tiga prinsip, yaitu Asshidqu, Alamanah / Alwafa bil Ahdi, dan Attaawun sebagaimana yang dirumuskan oleh KH. Mahfudz Shiddiq selaku ketua PBNU pada tahun dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Bandar Lampung tahun 1992, tiga prinsip tersebut ditambah dua poin lagi yakni Aladalah dan Alistiqomah, sehingga menjadi lima prinsip dan disebut juga sebagai “Mabadi Khaira Ummah”.Dasar pemikiran adanya penambahan tersebut adalah perbedaan tantangan situasional yang berbeda antara tahun 1935 dan tahun-tahun mendatang. Selain itu juga adanya perbedaan sasaran yang ingin pada waktu itu hanya pembentukan jati diri dan watak warga, sedangkan sekarang ini diharapkan sebagai modal dasar bagi pembentukan tata kehidupan baru yang lebih ini adalah uraian pengertian yang telah dikembangkan dari kelima butir “al Mabadi al Khomsah” tersebut disertai kaitan dengan orientasi-orientasi spesifiknya sesuai dengan kerangka tujuan yang telah dijelaskan 5 prinsip Mabadi Khaira Ummah 1. As-shidqu memiliki integritas kejujuranAs-shidqu artinya kejujuran pada diri sendiri, sesama dan kepada Allah sebagai pencipta. Asshidqu mengandung arti juga kebenaran, kenyataan, kesungguhan dan keterbukaan. Kejujuran dan kebenaran adalah satunya kata dengan perbuatan, ucapan dengan pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan yang dalam hal ini berarti tidak plin plan dan tidak dengan sengaja memutarbalikkan fakta atau memberikan informasi yang menyesatkan, dan tentu saja jujur dalam berinteraksi dan jujur dalam bertukar dalam berinteraksi artinya menjauhi segala bentuk penipuan demi mengejar keuntungan. Jujur dalam bertukar pikiran artinya mencari maslahat dan kebenaran serta bersedia mengakui dan menerima pendapat yang lebih yang berkaitan dengan hal ini antara lain Firman Allah dalam Surat At Taubah ayat 119 يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّـٰدِقِينَ ١١٩ Artinya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. QS. At Taubah 119 Sabda Rasulullah sawعَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّوَاِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتّى يُكْتَبَ عِنْدَاللّهِ صِدِّيْقًا متفق عليهArtinya Tetaplah kamu jujur benar, karena jujur itu menunjukan kepada kebaktian, dan kebaktian itu menunjukan kepada surga. Seorang laki-laki senantiasa jujur dan mencari kejujuran sampai dicatat disisi Allah sebagai orang yang jujur. H. Muttafaq AlaihKesungguhan berarti berusaha dengan sungguh-sungguh mujahadah dalam melaksanakan berbagai ikhtiar dan tugas, baik yang berhubungan dengan Allah hablum minallah maupun tugas-tugas kemasyarakatan hablum minannas.Rasulullah besabda اَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا, وَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتّى يَدَعَهَا اِذَااؤْتُمِنَ خَانَ وَاِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَاِذَاعَاهَدَ غَدَرَ وَاِذَا خَاصَمَ فَجَرَ رواه البخاريArtinya Empat hal, yang apabila ada pada seseorang maka orang itu menjadi munafik murni, dan apabila seseorang memiliki satu sifat dari empat hal itu maka ia memiliki satu sifat munafik sampai ia meninggalkannya. Empat hal itu ialah apabila dipercaya ia berkhianat, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengkhianati, dan apabila bermusuhan ia berbuat jahat. BukhoriKeterbukaan merupakan sikap yang lahir dari kejujuran demi menghindarkan saling curiga, kecuali dalam hal-hal yang harus dirahasiakan karena alasan pengamanan dan karena tidak semua keadaan harus diberitakan, sebagaimana petunjuk Allah dan teladan Allah swt أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ١٧٧ Artinya Mereka itulah orang-orang yang benar [imannya]; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. QS. Al Baqarah 177 Keterbukaan ini dapat menjadi faktor yang ikut menjaga kohesivitas organisasi dan sekaligus menjamin berjalannya fungsi kontrol. Namun dalam hal-hal tertentu memang diperbolehkan untuk menyembunyikan keadaan sebenarnya atau menyembunyikan informasi seperti telah disinggung di tersebut harus mengacu pada syarak, misalnya dalam mengusahakan perdamaian dan memecahkan masalah kemasyarakatan yang sulit demi kemaslahatan merupakan salah satu sifat para nabi sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat Alquran sebagai berikut. وَٱذۡكُرۡ فِى ٱلۡكِتَـٰبِ إِبۡرَٲهِيمَۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ صِدِّيقً۬ا نَّبِيًّا ٤١ Artinya Ceritakanlah [hai Muhammad] kisah Ibrahim di dalam Al Kitab [Al Qur’an] ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. QS. Maryam 41 Kebalikan dari As-shidqu adalah al Kizbu dusta, satu sifat yang tidak terpuji dan termasuk di antara tanda-tanda kemunafikan. Rasulullah bersabda وَاِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَاِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ اِلَى الْفُجُوْرِ وَاِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ اِلَى النَّارِ, وَمَا يَزَالُ الْعَبْدُ وَيَتَحَرَّى الكَذِبَ حَتّى يُكْذَبَ عِنْدَ اللّهِ كَذَّابًا متفق عليهArtinya Jauhilah sifat dusta karena dusta itu menunjukkan kepada durhaka, dan durhaka itu menunjukkan kepada neraka. Seorang laki-laki senantiasa dusta dan mencari kedustaan sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang dusta. Muttafaq alaihآيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ اِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَاِذَا وَعَدَ اَخْلَفَ وَاِذَااؤْتُمِنَ خَانَ رواه البخري ومسلمArtinya Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga apabila berkata selalu dusta, apabila berjanji selalu tidak ditepati, dan apabila dipercaya selalu berkhianat. HR. Bukhori Muslim2. Al amanah wal wafa bil ahdi terpercaya dan taat memenuhi janjiButir ini memuat dua istilah yang saling kait, yakni al amanah dan al wafa bil’ahdi. Yang pertama secara lebih umum meliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak, sedang yang disebut belakangan hanya berkaitan dengan istilah ini digabungkan untuk memperoleh satu kesatuan, pengertian Al amanah wal wafa bil ahdi artinya meliputi dapat dipercaya, setia dan tepat dipercaya adalah sifat yang dilekatkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, yang bersifat diniah maupun ijtima’iyyah kemasyarakatan. Ini berarti manusia harus berdisiplin atas segala yang menjadi tugas dan tanggung sifat ini orang yang akan terhindar dari segala bentuk pembengkalaian dan manipulasi tugas atau Allah إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا Artinya Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, ... QS. An Nisa 58 Sabda Rasulullah اَدِّالْاَمَانَةَ اِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلَاتَخُنْ مَنْ خَانَكَ.... رواه الترمذىArtinya Sampaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi kepercayaan kepadamu, dan jangan mengkhianati orang yang berkhianat kepadamu. HR. TurmudziLawan dari amanah adalah khianat, termasuk salah satu unsur nifak. Setia mengandung perngertian kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dan pemimpin atau penguasa sepanjang tidak memerintahkan untuk berbuat maksiat mendurhakai Allah. يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِى ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ Artinya Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul [Nya], dan ulil amri di antara kamu... QS. An Nisa 59 Tepat janji mengandung arti melaksanakan semua perjanjian, baik perjanjian yang dibuatnya sendiri maupun perjanjian yang melekat karena kedudukannya sebagai mukalaf, meliputi janji pemimpin terhadap yang dipimpinnya, janji antar sesama anggota masyarakat, antar sesama anggota keluarga dan setiap individu yang lain. Menyalahi janji termasuk salah satu unsur nifak. يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَوۡفُواْ بِٱلۡعُقُودِۚ Artinya Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu [QS. Al Maidah 1] Ketiga sifat di atas dapat dipercaya, setia dan tepat janji menjamin integritas pribadi dalam menjalankan wewenang dan dedikasi terhadap al amanah walwafa bil’ahdi itu sendiri, bersama-sama dengan asshidqu, secara umum menjadi ukuran kredibilitas yang tinggi dihadapan pihak lain, yaitu satu syarat penting dalam membangun berbagai Al adalah tagak lurus dalam meneguhkan rasa adil dan keadilanBersikap adil al adalah artinya objektif, proporsional dan taat asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang kepada kebenaran objektif dan menempatkan segala sesuatu pada penilaian sangat mungkin terjadi akibat pengaruh emosi, sentimen pribadi atau kepentingan egoistik. Distorsi semacam ini dapat menjerumuskan orang ke dalam kesalahan fatal dalam mengambil sikap terhadap suatu sudah tentu adalah kekeliruan bertindak yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah, tetapi bahkan menambah-nambah keruwetan. Lebih-lebih jika persoalannya menyangkut perselisihan di antara berbagai pihak. Dengan sikap objektif dan proporsional, distorsi semacam ini dapat Allah وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِۚ Artinya ...dan [menyuruh kamu] apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil... QS. An Nisa 58 إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَـٰنِ Artinya Sesungguhnya Allah menyuruh [kamu] berlaku adil dan berbuat kebajikan ... QS. An Nahl 90 وَأَقۡسِطُوٓاْۖ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ ٩ Artinya dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. QS. Al Hujurat 9 Implikasi lain dari al’adalah adalah kesetiaan pada aturan main correct dan rasional dalam membuat keputusan, termasuk dalam alokasi sumber daya dan tugas. Prinsipnya adalah the right man on the right place menempatkan personal sesuai dengan bidang kecakapannya.Kebijakan memang seringkali diperlukan dalam menangani masalah-masalah tertentu. Namun semua harus tetap di atas landasan asas bertindak yang disepakati Atta'awun saling menolongAtta'awun adalah sendi dalam tata kehidupan masyarakat. Yaitu manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya. Prinsip ini mengandung pengertian tolong menolong, setia kawan, dan gotong royong dalam mewujudkan kebaikan dan Mawardi mengaitkan pengetian al-birr kebaikan dengan kerelaan manusia, sedangkan at takwa ketakwaan dengan kerelaan attaawun menjunjung tinggi sikap solidaritas sesama manusia dan berinteraksi bahu membahu dalam hal kebaikan, baik bersifat material maupun spiritual. Sebaliknya attaawun bukanlah prinsip dasar untuk menopang tindakan destruktif yang dapat memperburuk kondisi sosial budaya atta'awun juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh karena itu, sikap attaawun mendorong setiap orang untuk berusaha dan bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan kepada orang lain dan kepada kepentingan bersama. Mengembangkan sikap attaawun berarti juga mengupayakan berfirman وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٲنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢ Artinya Dan tolong-menolonglah kamu dalam [mengerjakan] kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. QS. Al Maidah 2 Sabda Rasulullah وَاللّهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِمَا كَانَ الْعَبْدُفِيْ عَوْنِ اَخِيْهِ رواه مسلمArtinya Allah selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. HR. Muslim5. Al Istiqomah konsistenAl istiqomah dalam mabadi khaira ummah mengandung arti ajeg-jejeg, kesinambungan, keberlanjutan dan kontiniutas. Ajeg-jejeg artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur thariqah sesuai dengan ketentuan Allah, Rasul-Nya, para salaf al salih dan aturan yang telah disepakati artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara periode satu dengan periode yang lain sehingga semuanya merupakan satu kesatuan yang saling menopang dan terkait seperti sebuah kontinuitas artinya bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses yang berlangsung terus menerus tanpa mengalami kemandekan, merupakan suatu proses maju, bukannya berjalan di berfirman إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَـٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ ٣٠ Artinya Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka [dengan mengatakan] "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan [memperoleh] surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". QS. Fushilat 30 Rasulullah bersabda اَحَبُّ الْعَمَلِ اِلَى اللّهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ وَاِنْ قَلَّ متفق عليهArtinya sebaik-baik amal menurut Allah adalah yang dilakukan oleh pemiliknya pelakunya terus menerus walaupun sedikit. HR. Multafaq alaihStrategi Pemasyarakatan Mabadi Khaira UmmahSebagai nilai-nilai universal, butir-butir Mabadi Khaira Ummah memang dapat menjadi jawaban langsung bagi problem-problem sosial yang dihadapi oleh masyarakat umum seperti yang disinggung di atas. Namun sosialisasi nilai-nilai tersebut harus dimulai dari diri sendiri. Dalam hal ini, dimulai dari warga Nahdlatul Khaira Ummah merupakan jalan panjang bagi terwujudnya obsesi warga Nahdliyin untuk menjadi umat terbaik khaira ummah yang dapat berperan positif di tengah-tengah masyarakatnya sehingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, warga Nahdliyin dapat mewarnai dan menjadi acuan seluruh masyarakat bagi terbentuknya tatanan khaira ummah, atau dalam konteks kekinian dikenal dengan istilah masyarakat tataran implementasi, Mabadi Khaira Ummah sangat berkaitan dengan konsep amar makruf nahi munkar. Sebagaimana dimaklumi, istilah amar makruf nahi munkar pertama kali diperkenalkan Alquran dalam surat Al A’raf ayat 157 sebagai berikut يَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡہَٮٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَـٰٓٮِٕثَ Artinya ... menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk ... QS. Al A'raf 157 Lebih jauh dikatakan bahwa konsep amar makruf nahi munkar merupakan instrumen gerakan NU sekaligus barometer keberhasilan Mabadi Khaira Ummah sebagai sebuah karakter kaum terbentuknya masyarakat madani khaira ummah sangat dipengaruhi oleh sejauh mana kaum Nahdliyin mampu mengimplementasikan amar makruf nahi munkar. Maka dari itu komunitas yang termasuk dalam klasifikasi khaira ummah adalah kelompok yang mampu melakukan amar makruf nahi munkar di samping juga sifat-sifat yang lain. Sebaliknya upaya amar makruf nahi munkar secara benar akan dapat mewujudkan masyarakat doktrin di atas tentu memerlukan pemahaman dan perhitungan yang cermat, mengingat doktrin tersebut sangat berkaitan dengan realitas itu ulama NU memahami bahwa amar makruf adalah upaya memberikan motivasi kepada masyarakat agar berbuat baik dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik dari sisi fisik maupun setiap umat Islam mempunyai kewajiban moral untuk melakukan aktivitas yang dapat memberikan implikasi positif bagi manusia aktivitas individu diupayakan mempunyai basis sosial yang cukup tinggi sehingga kemajuan yang diraih oleh seseorang secara otomatis memberikan dampak kemajuan terhadap orang dari interaksi antar individu ukhuwwah islamiyah akan tercipta interaksi sosial ukhuwah insaniyah dalam bingkai menuju cita-cita masyarakat madani ukhuwwah wathaniyyah.Sedankan nahi munkar adalah menolak dan mencegah segala yang dapat merugikan, merusak dan merendahkan nilai-nilai kehidupan dan tataran implementatif, nahi munkar sangat ditentukan oleh sejauh mana keberhasilan upaya amar makruf. Sebab keseimbangan peran keduanya dalam upaya pembentukan khaira ummah sangat menentukan corak implementasi pada tataran harus mengacu kepada upaya kemakmuran dan keadilan dengan pola persuasif dan pendekatan budaya lokal. Maka NU berpendapat bahwa implementasi amar makruf harus lebih diutamakan sampai terciptanya tatanan kehidupan manusia yang berikutnya adalah nahi munkar melarang berbuat kemungkaran. NU juga meyakinkan bahwa upaya pembentukan khaira ummah tetap mengacu kepada كَانَ اَمْرُهُ مَعْرُوْفًا فَلْيَكُنْ بِالْمَعْرُوْفِSiapa yang memerintah kebaikan, haruslah dengan cara yang baik pulaRangkumanNahdlatul Ulama adalah jamiah diniah islamiah yang didirikan oleh para ulama yang memiliki kesamaan visi dan misi keagamaan Islam Ahlussunnah Waljamaah. Ahlussunnah Waljamaah adalah golongan umat Islam yang mengikuti jejak Nabi Muhammad dan para syarat mutlak bagi anggota jumlah terutama golongan pemimpin harus memiliki karakter pejuang yang tercermin dalam kepribadiannya, yang terkenal dengan “mabadi khaira ummah”.Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan umat terbaik khaira ummah, yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas Waljamaah yang merupakan bagian terpenting dari kiprah Nahdlatul makruf nahi munkar merupakan dua sendi yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai kebahagian lahiriah dan batiniah. Prinsip dasar yang melandasinya disebut “mabadi khaira ummah”.5 prinsip mabadi khaira ummah adalah As Shidqu, artinya kejujuran pada diri sendiri, sesame dan kepada AllahAl Amanah wal Wafau bil’ahdi, artinya terpercaya dan taat memenuhi janji. Dapat dipercaya adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniah maupun kemasyarakatan. Sedangkan tepat janji adalah melaksanakan semua perjanjian yang dibuatnya sendiri maupun perjanjian yang melekat pada kedudukannya sebagai orang Adalah berarti tegak lurus dalam meneguhkan rasa adil dan keadilan. Bersikap adil mengandung pengertian objektif, proporsional dan taat asas, sehingga dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya selalu berpihak dengan kebenaran dan keadilan, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang Taawun berarti saling menolong. Sikap ini merupakan sendi dalam tata kehidupan masyarakat. Yaitu manusia sebagai makhluk social tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Dengan kata lain at taawun adalah menjunjung tinggi solidaritas sesame manusia dan berinteraksi bahu membahu dalam hal kebaikan baik bersifat material maupun spiritualAl Istiqomah, artinya konsisten atau memegang teguh terhadap prinsip-prinsip utama dan tidak bergeser sedikitpun walau dalam kondisi khaira ummah adalah jalan panjang bagi terwujudnya obsesi warga Nahdliyyin untuk menjadi umat terbaik yang dapat berperan positif di tengah masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan konsep Waljamaah. Karena Waljamaah merupakan barometer keberhasilan mabadi khaira ummah sebagai karakter kaum Nahdliyyin.
Burungtermasuk dalam kelompok hewan berdarah panas, yang artinya . Aves Termasuk Hewan Berdarah Apa? Nah, berbeda dengan tiga kelompok hewan di atas, aves adalah hewan berdarah panas atau homoioterm. Artinya, suhu tubuh mereka stabil dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Mabadi Khaira Ummah? Contoh Benda Feromagnetik? Leave a Comment
BerandaKe- NU-anKe-NU-an Bag. 8 Apakah Mabadi' Khaira Ummah itu ? A. PENGERTIAN MABADI’ KHAIRA UMMAH Mabadi’ Khaira Ummah artinya langkah-langkah awal menuju terwujudnya umat yang ideal seperti yang dicita-citakan. Langkahlangkah itu adalah perilaku akhlak yang diharapkan dimiliki oleh NU dan kaum Nahdliyin Mabadi’ Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan umat terbaik khaira ummah yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan demikian Mabadi’ Khaira Ummah sesuai dengan Firman Allah surat Ali Imron ayat 110, yang berbunyiكُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَArtinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mncegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara mereka yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. Gerakan Mabadi Khaira Ummah sudah dilakukan oleh Nahdlatul Ulama’ sejak tahun 1935. Pada waktu itu gerakan Mabadi Khaira Ummah diarahkan kepada penggalangan warga untuk mendukung progam pembangunan ekonomi NU. Salafush sholih yakni orang-orang terdahulu yang sholih dan mendapatkan petunjuk dalam urusan Agama Islam. Mabadi’ Khaira Ummah artinya langkah-langkah awal menuju terwujudnya umat yang ideal seperti yang dicita-citakan. B. SEJARAH PERUMUSAN MABADI KHAIRA UMMAH Islam merupakan akhlakul karimah, budi pekerti mulia pada tempat yang sangat tinggi, seakan-akan Rasulullah SAW diutus hanya untuk membina akhlak yang mulia. Pembinaan akhlak di kalangan Nahdlatul Ulama NU dilakukan dalam semua kegiatan organisasi dan kemasyarakatan, termasuk dalam kegiatan peribadatan. Tidak hanya dengan nasehat-nasehat tetapi juga langsung dilakukan dengan perbuatan, seperti gotong-royong mendirikan madrasah, masjid, jembatan desa, ta’ziyah, tahlil, dakwah, dan lain sebagainya. Sementara itu kebutuhan utama NU akhir-akhir ini semakin berkembang, sesuai dengan perkembangan NU sebagai suatu oragnisasi massa yang besar. Meskipun tingkat perekat budaya di antara warga NU tinggi, kita melihat kenyataan tentang lambannya proses pengembangan tata organisasinya. Hampir di semua tingkat kepengurusan, pelaksanaan program masih terlihat kelemahan manajemen sebagai masalah serius. Menyongsong tugas-tugas berat di masa mendatang, persoalan pembinaan taat organisasi ini perlu ditangani. Nahdlatul Ulama NU juga melakukan kegiatan pembinaan akhlak dengan menanamkan serangkaian akhlak yang disebut “Mabadi’ Khaira Ummah” pada zaman kepemimpinan KH. Machfudz Shiddiq. Pada waktu itu Mabadi’ Khaira Ummah baru terdiri dari 3 tiga butir, yaitu ash-shidqu, al-amanah, dan at-ta’awun. Pada Munas Alim Ulama NU di Lampung tahun 1992, tiga butir itu di tambah dengan dua butir lagi, yaitu al-adalah dan al-istiqamah. Juga ada informasi yang menyebutkan bahwa butir kedua adalah alwafau bil ahdi, yang artinya tepat janji. Mabadi’ khaira ummah dikampanyekan NU karena didorong oleh keinginan meningkatkan kualitas sumber daya manusia NU, terutama dalam bidang perekonomian yang terbelakang Ulama NU melakukan kegiatan pembinaan akhlak dengan menanamkan serangkaian akhlak yang disebut “Mabadi’ Khaira Ummah. C. MABADI’ KHAMSAH Semula mabadi’ Khaira Ummah hanya tiga butir nilai utama, yaitu As-Shidqu, Al-Amanah wal Wafa bil ahdi, dan At-Ta’awun. Untuk menjawab tuntutan zaman dan timbulnya berbagai macam perubahan, maka perlu ditambahkan butir-butir baru sebagai pelengkap. Butirbutir tambahan itu telah disepakati dalam Munas Alim Ulama di Bandar Lampung 21-25 Januari 1992 yaitu Al-Adalah dan Al-Istiqamah. Dengan demikian, gerakan Mabadi’ Khaira Ummah NU saat ini terdiri atas lima butir nilai terpuji yang dapat pula di sebut sebagai “Al-Mabadi’ Al-Khamsah”, yaituAs-Shidqu yang artinya kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan keterbukaanAl-Amanah wal Wafa bil ahdi yang artinya dapat dipercaya, setia dan tepat janjiAl-Adalah artinya bersikap adil, obyektif tidak memihak, dan taat asas peraturanAt-Ta’awun yakni tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan takwaAl-Istiqamah atau ajeg-jejeg, yang artinya berkesinambungan dan berkelanjutan. Mabadi’ Khaira Ummah NU saat ini terdiri atas lima butir nilai terpuji yang dapat pula di sebut sebagai “Al-Mabadi’ Al-Khamsah”, yaitu ash-shidqu, al-amanah, at-ta’awun, al-adalah dan al-istiqamah. Wallahu A’lam … MWCNU Widasari
Danbagi NU sendiri, gerakan antikorupsi menjadi bagian dan kesinambungan dari Gerakan Mabadi’ Khaira Ummah yang merupakan langkah awal pembentukan umat yang terbaik yang membawa rahmat untuk semua, yang artinya budaya konsumerisme akan semakin merasuki pola hidup masyarakat. Lambat laun, seiring dengan era perdagangan bebas, kehadiran
Artinya IPNU/IPPNU telah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. IPNU/IPPNU sebagai budaya mampu lestari karena ia mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok tertentu para anggotanya. Mabadi’ Khaira Ummah (مبادئ خير الأمـة) Dalam kiprah kemasyarakatan harus mampu mengembangkan citra diri/ karakter sebagai berikut: 1
Prestasibesar yang diukir Kiai Mahfudz Sidddiq adalah lahirnya konsep Mabadi’ Khaira Ummah, sebuah konsep yang meletakkan dasar dan strategi untuk mengembangkan kehidupan ekonomi kaum nahdliyyin. Konsep yang diperkenalkan oleh Kiai Mahfudz Siddiq ini bertumpu kepada tiga pilar, yaitu al-sidiq (jujur), al-amanah (dapat dipercaya) dan al-wafa
Artinyamasih akan ada kelanjut- an pembubaran, khususnya untuk LNS. “Lembaga yang dibubarkan sebagaimana Perpres 82/2020, ber- beda dengan lembaga-lembaga yang diusulkan Kementerian PAN dan RB untuk dihapus. Pembubaran LNS tetap jalan. Kami sudah usulkan ke Mensesneg, tunggu waktu saja untuk [DEPOK] Bagi organisasi Islam Muhammadiyah dan
Khittahartinya garis yang diikuti, garis yang biasa atau selalu ditempuh. Kalau kata khittah dirangkai dengan Nahdhatul Ulama’(selanjutnya disingkat NU) Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan “umat terbaik” (Khaira Ummah) yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas amar ma’ruf nahi mungkar yang
Artinya "Bagi siapa saja yang berputar-putar disekitar larangan (Allah), lama kelamaan dia akan melanggar larangan tersebut." (H.R. Bukhari Muslim) 2. Menurut Imam Malik dan para pengikutnya, Mabadi Khaira Ummah : Pengertian, Tujuan, Prinsip, Uraian, dan Pemasyarakatannya Hubungan Antara Qadha Dan Qadar Dengan Ikhtiar
QmlunYB. 999rttcocm.pages.dev/922999rttcocm.pages.dev/688999rttcocm.pages.dev/302999rttcocm.pages.dev/998999rttcocm.pages.dev/195999rttcocm.pages.dev/112999rttcocm.pages.dev/434999rttcocm.pages.dev/773
mabadi khaira ummah artinya